Pernahkah kamu berhasil menggunakan trik "psikologi terbalik" (reverse psychology) dalam hidup sehari-hari?
Pernahkah kamu berhasil menggunakan trik "psikologi terbalik" (reverse psychology) dalam hidup sehari-hari?
Waktu itu, saya punya adik yang super bandel. Sebut saja namanya Azra, usianya 5 tahun, dan dia punya hobi yang bikin pusing: menolak mandi.
Setiap sore, rumah kami berubah jadi arena perang. Saya kejar-kejaran dengan azra yang larinya secepat kilat, sembunyi di kolong meja, atau pura-pura tidur. Segala bujukan sudah saya coba. "Ayo mandi, nanti dikasih es krim," atau "Kalau gak mandi, nanti bau lho." Tapi azra tetap ogah.
Suatu hari, saya dapat ide gila. Ketika jam mandi tiba, alih-alih mengejar adzra, saya malah duduk santai di sofa sambil baca buku. Adzra yang sudah siap-siap kabur jadi bingung.
"Kak, kok gak nyuruh adzra mandi?" tanyanya penasaran.
Saya pura-pura kaget. "Lho, emangnya adzra mau mandi? Jangan deh, air di kamar mandi lagi enak banget nih. Hangat-hangat gimana gitu. Kakak aja yang mandi ya?"
Mata adzra langsung membesar. "Enak? Adzra mau coba!"
"Aduh jangan deh," saya pura-pura panik. "Nanti airnya habis. Adzra main aja sana."
Dan boom! Trik psikologi terbalik berhasil. Adzra langsung ngacir ke kamar mandi, takut kehabisan air 'enak' itu. Sejak saat itu, rutinitas mandi jadi jauh lebih mudah. Kadang saya masih harus pura-pura melarang adzra mandi, tapi setidaknya gak ada lagi aksi kejar-kejaran.
Komentar
Posting Komentar