Mengapa Surat Al-Fatihah Justru Seperti Narasi Do'a Manusia?

 ●Jika ayat-ayat Al-Qur'an adalah firman Tuhan, mengapa surat Al-Fatihah justru seperti narasi doa manusia?


Menurut saya ini pertanyaan yang kritis dan 

bila mengetahui jawabannya bisa membawa kita naik level dalam tahapan pemahaman Al Qur'an.


Bagi yang sering menggunakan whatsapp pasti mengetahui salah satu fitur nya yaitu download media seperti gambar di bawah ini.


Pesan dari seseorang sudah masuk, namun konten yang dia kirim belum bisa kita buka karena file (berkas) nya belum diunduh (download) pada smartphone kita. Untuk membuka file itu, kita harus download terlebih dahulu dengan menekan ikon panah-ke-bawah. Saat menekan tombol tersebut, tindakan ini dianggap sebagai permintaan (uplink, request), dan saat berkas mulai dikirim, itu adalah jawaban terhadap permintaan kita (downlink, response). Komunikasi dua arah ini adalah salah satu metode dalam transmisi data/informasi.


Sebagai buku yang ditransmisikan turun temurun, Al Fatihah memang dipaketkan dalam 1 bundle dengan Al Qur'an. Meskipun demikian, surat Al Fatihah tidak pernah di gabung 1 halaman dengan Al Baqarah. Selalu kita temui dalam berbagai mushaf, ada bingkai khusus dan terpisah antara Al Fatihah dan Al Baqarah, dan masing-masing diletakkan pada dua halaman yang berbeda.




Iluminasi dan teks Arab pada surah Al-Fatihah dan Al-Baqarah dalam Mushaf C 4. koleksi LPTQ Kabupaten Subang


Umumnya antar surat Al Qur'an cukup dibatasi dengan tanda garis pembatas yang memisahkan antar dua bagian. Pembatas ini awalnya dinamakan surat, seiring berjalannya waktu, bagian yang dipisahkan itulah yang akhirnya dinamakan surat.[1] Mulai dari Al Baqarah hingga An-Nas setiap surat selalu tersambung pada halaman yang sama, dan tidak pernah dipisah penulisannya seperti yang terjadi pada Al Baqarah dan Al Fatihah. Beberapa hal ini saya maknai bahwa dalam mushaf Al-Qur'an terdapat dua bagian (elemen) yang berbeda.


Dua bagian yang berbeda ini cukup sejalan dengan analogi di atas, yaitu adanya request dan response, adanya permintaan dan jawaban, adanya downlink dan uplink, komunikasi dua arah antara yang lebih rendah dengan yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan berkas, harus menekan dulu tombol downloadnya. Harus ada niat dan aksi agar bisa memahami pesan. Sesuatu yang sudah diberikan (given) belum tentu dipedulikan apabila tidak ada minat. Oleh karena itu meski kita sudah dapat akses langsung ke file, namun bila tidak tau alasan untuk memahami file itu, maka maksud si pemberi file tidak akan dapat dipahami.


Al Fatihah adalah kumpulan kalimat yang menggunakan perspektif orang pertama tunggal, ditujukan kepada Tuhan semesta alam, Sang Pemelihara orang tersebut. Isi kalimat-kalimat ini adalah perjanjian dan permintaan pribadi seorang manusia, tidak diwakilkan ke orang lain. Sang manusia berjanji untuk tidak mengabdi selain kepadaNya, dan meminta untuk diberikan petunjuk agar bisa merasakan kehidupan yang lebih baik dan benar. Susunan kalimat surat ini begitu indah dan dalam, sehingga sangat sulit bagi saya untuk percaya ada manusia yang mampu membuatnya. Secara pribadi, apa yang seorang jiwa manusia minta dan butuhkan ada dalam kalimat yang dinarasikan pada Al Fatihah.


Al Fatihah menjadi sebuah bagian sendiri—the request, tidak termasuk dalam bagian Al Qur'an, tetapi termasuk yang diajarkan oleh Allah untuk dibaca berulang-ulang. Hal ini sejalan dengan pemisahan dua elemen Al Fatihah dan Al Qur'an yang tertulis di surat Al Hijr 15:87.


وَلَقَدْ اٰتَيْنٰكَ سَبْعًا مِّنَ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْاٰنَ الْعَظِيْمَ


wa laqad ātaināka sab'am minal-maṡānī wal-qur`ānal-'aẓīm


Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh yang berulang-ulang dan Al-Qur'an yang agung.


Sedangkan Al Qur'an juga merupakan bagan tersendiri, berfungsi sebagai the response, mengajarkan apa-apa yang manusia butuhkan untuk mencapai target yang diminta dan dibutuhkan. Susunan kalimat dalam Al Qur'an menyiratkan bahwa ini adalah petunjuk dari level yang lebih tinggi. Pada beberapa surat dan ayat sering diperintahkan untuk mengatakan (qul) dan memanggil (ya ayyuhal). Kalimat perintah tersebut menandakan level otoritas si Pemberi pesan untuk menyebarkan (distribusi) Al Qur'an ini kepada orang lain di sekitarnya. Orang-orang tersebut juga harus paham bahwa jika pesan ini hanya diberikan saja (given) maka maksud dan tujuan Al Qur'an belum tentu akan tercapai. Oleh karena itu orang-orang tersebut juga harus dibekali dengan alasan kenapa ia butuh Al Qur'an, dan ini tercermin dalam Al Fatihah.


Ketika Rasul mengawali shalat, beliau akan memulai dengan membaca Al Fatihah. Di satu sisi agar Rasul mendapat manfaat petunjuk dari ayat-ayat Al Qur'an yang akan ia bacakan, dan menjadi komitmen beliau kepada Allah. Di sisi lain beliau ingin pendengar memahami bahwa kalimat-kalimat yang akan ia kemukakan berikutnya adalah jawaban dari kalimat sebelumnya. Sehingga setiap pendengar juga harus membaca Al Fatihah sebagai komitmen tiap individu dan juga agar bisa mengambil manfaat dari ayat yang akan mereka dengar.


Melalui pemisahan ini, kita bisa dapat gambaran tentang shalat yang lebih baik. Ada dua jalur komunikasi ketika Rasul saat itu Shalat. Pada Al Fatihah merupakan jalur uplink, dari seorang hamba ke Tuhannya. Dan Al Qur'an adalah jalur downlink dari Tuhan ke hambaNya. Jalur downlink ini merupakan jalur dari Allah ke Malaikat ke Rasul ke Hamba. Sehingga shalat bisa dikaitkan sebagai jalur komunikasi dua arah, jalur Al Fatihah sebagai permintaan dan jalur Al Qur'an yang merupakan respon terhadapnya.


Allah dan Malaikat berkomunikasi dengan Rasul melalui shalat ini, sehingga ada ayat yang menyebutkan Allah dan Malaikat bershalawat kepada Nabi. Maksudnya adalah sudah ada komunikasi dua arah antara Allah+Malaikat dengan Nabi. Sehingga para orang beriman di kala itu juga dituntut untuk berkomunikasi lewat Nabi dengan mengikuti Shalat, karena downlink sebelumnya sudah terbentuk, berkas yang sudah di download (Al Qur'an) sudah ada pada Nabi. Para orang beriman kala itu bisa mengakses dengan cara ikut Shalat-shalat (shalawat) yang diselenggarakan (didirikan) oleh Nabi.



Memahami Al Fatihah bisa jadi kunci untuk memudahkan manusia memahami Al Qur'an. Banyak orang yang tak punya akses ke Al Fatihah namun memiliki semangat yang sama dalam rangka mencari kebenaran dan hidup yang terarah. Beruntunglah bagi orang yang mengerti apa yang selama ini ia mau dan pinta kala membaca Al Fatihah.


Catatan Kaki


[1] Jawaban Agus Joko untuk Apa saja rahasia al-quran yang tidak diketahui banyak orang?

Komentar

Postingan Populer