Aturan Empat Menit

 Andy dan Lou kini menerapkan "aturan empat menit". Ini adalah prinsip klasik manajemen sumber daya manusia, tapi baru-baru ini dipopulerkan oleh pembicara dan penulis luar biasa How to Be a Complete and Utter Failure in Life, Work and Everything, Steve McDermott.




Steve bercerita bagaimana dia kadang harus bekerja jauh dari rumah hingga dua minggu pada satu waktu. Perjalanan pulangnya memakan waktu berjam-jam dan istrinya selalu memastikan ketiga anak mereka terjaga supaya mereka bisa melihat ayah mereka. Dia biasa membuka pintu depan dengan sangat kelelahan setelah perjalanan panjang dan anak-anaknya menghamburkan diri kepadanya seraya berteriak, "Ayah, senaaaaang sekali bertemu Ayah!" Dia akan menjawab, kerap dengan nada kesal, sambil membawa ketiga anaknya yang bergantungan di badannya, "Anak-anak, Ayah mau masuk dulu. Biarkan Ayah meletakkan tas dan melepaskan jaket. Ayo, Ayah mau istirahat dulu. Ayah sudah di jalan selama berjam-jam."

Istrinya menegurnya dan mengatakan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, anak-anak tidak akan ambil pusing apakah ayah mereka ada di rumah atau tidak. Kata-kata istrinya cukup menohok Steve. Ketika kembali dari perjalanan berikutnya, dia membatin, "Apa yang akan dilakukan ayah terbaik saat dia membuka pintu depan?" Jadi, dia berpura-pura seolah-olah dia adalah ayah terbaik di dunia! Dia membuka pintu dan menghambur ke anak-anak, memberi mereka ciuman dan memberitahu mereka betapa menyenangkan bisa melihat mereka. Yang dia perhatikan adalah dia hanya perlu melakukannya selama empat menit dan kemudian anak-anak pun jadi bosan dan pergi melakukan hal-hal lain. Jadilah "aturan empat menit" dan kami menyukainya!

Prinsipnya adalah empat menit pertama dari setiap interaksi merupakan waktu yang paling penting. Jadi, saya kini pulang dengan tujuan untuk memicu serangkaian perasaan positif dalam keluarga saya. Ini adalah upaya sadar dan penuh tekad untuk mencampakkan kebiasaan lama mengeluh, mengerang, dan mengomel. Saya menanyai anak-anak tentang hal-hal terbaik yang mereka alami di hari itu. Dan saya bertanya kepada mereka dengan antusias. Kemudian,

saya menyimak jawaban mereka dan terlibat dengan mereka. Pulang ke rumah menjadi hal yang mendatangkan kebahagiaan dan senyuman. Anak-anak tak lagi bersembunyi di kamar saat ayah dan ibu mereka mengeluhkan hari dan saling menyedot energi masing-masing karena hal itu.

Komentar

Postingan Populer