Mengapa Israel mengalami kesulitan dalam mengahadapi Hamas?
Mengapa Israel mengalami kesulitan dalam mengahadapi Hamas?
Sederhananya, karena Israel terlalu ceroboh dan gegabah.
Pertama, perlu saya tekankan bahwa saya berusaha menjawab pertanyaan ini sesuai dengan data-data yang ada. Jika anda tidak setuju, silahkan berdiskusi dengan bahasa yang sopan di komentar.
Sejauh yang saya amati hingga saat ini, terdapat tiga masalah utama yang menyulitkan Israel dalam melawan hamas, yaitu taktik militer, tekanan internasional, dan moral.
Mari kita mulai dengan membahas dari sudut pandang taktik militer. Bisa dibilang bahwa perang antara Israel dan Hamas merupakan perang asimetris dimana satu pihak memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada pihak yang lain. Dalam hal ini, taktik yang digunakan oleh Hamas mirip dengan taktik yang digunakan tentara Vietnam Utara dalam Perang Vietnam, yaitu menggunakan terowongan:
Terowongan-terowongan tersebut praktis membuat Hamas bisa muncul dari mana saja di area Gaza, bahkan di area yang sudah dikuasai oleh Israel. Selain itu, foto-foto dan video saat ini membuktikan bahwa Israel tidak belajar sama sekali dari perang di Ukraina:
Israel mengerahkan tanknya sendirian tanpa pengawalan infantri. Hal ini tentu saja fatal mengingat Gaza merupakan daerah urban dimana musuh bisa muncul darimana saja di titik buta tank tersebut. Gambar diatas diambil dari sebuah video dimana pasukan Hamas memasang bom pada tank merkava dari arah samping tanpa disadari tank tersebut. Israel juga sepertinya tidak belajar dari pengalaman pahit Rusia saat perang Chechnya:
Mengerahkan lusinan tank dalam satu tempat layaknya sedang berparade… Sepertinya mimpi basah para gerilyawan yang bersembunyi diantara gedung-gedung menjadi kenyataan.
Israel juga tampaknya gagal dalam mengantisipasi penggunaan drone, persis seperti yang dialami oleh Rusia di Ukraina:
Satu hal lain yang perlu dicatat dari taktik Israel dalam melawan Hamas adalah penggunaaan bom udara yang ekstensif, mirip seperti apa yang dilakukan AS di Perang Vietnam. Hal tersebut bisa dibilang merupakan keputusan yang konyol yang justru (ehem… "seharusnya") dapat menyeret Israel ke pengadilan internasional. Gaza merupakan area yang sangat padat akan penduduk, berbanding terbalik dengan area hutan vietnam. Hal inilah yang kemudian membawa kita pada poin kedua: Tekanan Internasional
Dari sudut pandang manapun anda melihat, baik pro-Palestina ataupun pro-Israel, anda tidak dapat memungkiri bahwa apa yang telah dilakukan Israel terhadap Palestina merupakan kejahatan perang yang sangat parah. Dunia Internasional bahkan PBB setuju akan hal itu. Ketika anda ingin berperang melawan gerilyawan seperti Hamas di daerah urban yang padat penduduk, hal yang paling rasional untuk dilakukan adalah mengirim pasukan darat, bukan bom udara.
Israel sepertinya belum menyadari bahwa Gaza bukanlah Vietnam
Selain konyol dan tidak efektif (mengingat sebagian besar kekuatan Hamas berada di bawah tanah), penggunaan bom udara secara ekstensif juga menimbulkan korban sipil yang sangat besar. Sebagai gambaran, berikut adalah sebagian bom yang digunakan oleh Israel:
Bom-bom tersebut adalah Mk-84, bom paling besar dari seri Mk-80 dengan setiap bom berisi 428 Kilogram bahan peledak dan radius mematikan hingga 370 meter.
Penggunaan bom-bom tersebut pada akhirnya membunuh ribuan warga sipil. Per 10 November 2023, banyaknya jumlah sipil yang terbunuh di Palestina adalah sebanyak 11.000 orang (termasuk lebih dari 4000 anak-anak) dan jumlah yang terluka adalah sebanyak 27.000 orang. Ironisnya, semakin banyak warga palestina yang terbunuh, maka kemungkinan akan semakin kuat pula pengaruh Hamas. Mereka yang orang tua atau saudaranya terbunuh justru berpotensi besar untuk bergabung dengan Hamas. Israel juga secara sah terbukti melakukan pengeboman terhadap sekolah-sekolah UNRWA (dibawah PBB) dan membunuh lebih dari 100 karyawannya (yang juga seharusnya berada dibawah perlindungan PBB). Banyaknya jumlah warga sipil yang terbunuh dalam waktu yang relatif sangat singkat membuat dunia internasional mengecam tindakan Israel. Jutaan masyarakat di seluruh dunia berdemonstrasi mendukung Palestina.
Indonesia
Belanda
Jepang
Amerika Serikat
Inggris
Perancis
Jerman
.
Beberapa negara bahkan telah melakukan aksi diplomatik terhadap Israel seperti Turki, Afrika Selatan, Bahrain, Bolivia, serta beberapa negara lainnya. Hal-hal tersebut tentu saja, memberi tekanan terhadap pemerintah Israel untuk menghentikan perangnya terhadap Hamas. Jika saja seandainya Israel tidak gegabah dengan mengebom Gaza, tekanan dari dunia Internasional tidak akan separah saat ini dan mereka akan lebih leluasa dalam berperang melawan Hamas. Tindakan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh sebagian tentara Israel serta tekanan internasional pada akhirnya akan membawa kita ke poin yang ketiga: Moral
Moral dalam dunia peperangan diartikan sebagai semangat juang atau kemauan dalam bertempur. Terlepas dari berbagai tindakan Israel yang telah disebutkan sebelumnya, kita juga tidak bisa memungkiri bahwa pasukan Israel adalah manusia seperti kita. Sebagian besar dari mereka merupakan orang yang berpendidikan. Mereka juga memiliki rasa empati sama seperti kita. Ketika mereka mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah dan bahwa dunia mengecam mereka, kemauan mereka untuk bertempur akan berkurang secara drastis. Hal itulah yang kemudian akan mengurangi efektifitas mereka di medan pertempuran.
Referensi:
https://www.ohchr.org/en/press-releases/2023/10/commission-inquiry-collecting-evidence-war-crimes-committed-all-sides-israel https://www.axios.com/2023/11/16/israel-gaza-war-countries-against-cease-fire-diplomats
UN mourns record death toll in war with over 100 employees killed in Gaza
More than 100 United Nations employees have been killed since the Israel-Hamas war began in Gaza, the U.N. Palestinian refugee agency (UNRWA) said on Friday, making it the deadliest conflict ever for the U.N. in such a short period of time.
https://www.reuters.com/world/middle-east/un-mourns-record-death-toll-war-with-over-100-employees-killed-gaza-2023-11-10/
United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs - occupied Palestinian territory | Hostilities in the Gaza Strip and Israel - reported impact | Day 44
Hostilities in the Gaza Strip and Israel - reported impact | Day 44
https://www.ochaopt.org/content/hostilities-gaza-strip-and-israel-reported-impact-day-44
https://www.ohchr.org/en/press-releases/2023/11/un-child-rights-committee-condemns-killing-children-gaza-strip https://www.ohchr.org/en/press-releases/2023/11/gaza-un-experts-call-international-community-prevent-genocide-against
https://id.quora.com/Mengapa-Israel-mengalami-kesulitan-dalam-mengahadapi-Hamas/answer/William-Novak?ch=10&oid=1477743711036262&share=692c99c6&srid=urGxqY&target_type=answer
Komentar
Posting Komentar